Sunday 8 November 2015

The Winner Takes It All

Ini hari Minggu, harusnya saya santai santai. Tapi malah santai santai sih. Minum Milo hangat, yang merupakan sebuah kenikmatan di dunia. Nonton Bundesliga. Sambil mendengarkan Dalida melantunkan Love in Portofino. Hidup macam apa ini. Saya butuh tantangan, petualangan, pencerahan dialektika.

Tapi ngga lah. Aku ngene wae.

Dan karena Nene sudah woro woro dan mengancam saya jadi ya sudahlah. Saya tentukan saja pemenang kegiatan senang-senang ini. Lho senang-senang? Tidak menghasilkan novel 263 halaman? Tidak menghasilkan draft tulisan? Hanya senang-senang saja? Menghasilkan rasa senang menulis sahaja? Bubarkan saja kah!?

Etunggu dulu kawan. Rasa senang untuk menulis itu koentji. Sama seperti posisi Pulau Jawa bagi Aidit, jika merujuk film "Pengkhianatan G30S PKI" garapan Arifin C.Noer. Alias film terseram yang pernah saya tonton. Tahu kan....."PAPIIIIIIIIII". Tapi janganlah kita melantur.

Ya, saya pikir bisa senang menulis itu pencapaian yang besar. Karena untuk menulis kita perlu membaca. Iqra', bacalah. Baca apa? Buku yang tebal tebal itu? Boleh jadi, walau pengertian membaca tidak terbatas pada pengertian harfiah saja. Tidak terbatas pada teks-teks yang tercetak di lembaran manuskrip. Membaca lingkungan, membaca problema di sekitar kita, membaca suasana hati teman anda. Yang mungkin sedang galau dan sedih hatinya. Atau yang sedang bimbang karena ada insiden tikungan. Antara Marquez dan Rossi maksudnya, karena bisa jadi dia adalah oshi-nya Rossi Rossifumi. Dan kemudian kau, ya...kau, menuliskan sepatah dua patah kata, mengetik huruf demi huruf, merangkainya dengan gambar. Dan ia, teman anda itu, membacanya. Dan ia tersenyum simpul. Dan mungkin, mungkin,  tertawa. Dan anda pun (diam-diam) tersenyum.

Menyenangkan bukan. Pemikiran dan kata-kata yang Anda tuliskan dapat mengubah suasana hatinya. Kekuatan kata-kata dapat mengubah suasana hati, ya betul. Dan bisa mendorong revolusi. Sangat mungkin terjadi. Saya tidak heran.

Sampah? Mungkin saja. Tapi jika sesuatu yang dianggap sampah dapat menyenangkan hati orang lain, berguna bagi orang lain, saya dengan senang hati menjadi sampah. Dan asal anda tahu, sampah kini bisa menjadi pembangkit tenaga listrik. Bayangkan hidup tanpa listrik? Bisa-bisa bumi diinvasi oleh IT ET bila itu terjadi.

Melantur lagi.

Jangan lagi ada angkara. Demi damai jiwaku. Kata Nicky Astria itu. Jadi saya membuat kriteria pemenang BBKU ini. Kriterianya:

1. Faktor lain-lain.

Ini hak prerogatif saya. My prerogative, begitu kata Britney Spears. Jangan protes. Gelut wae nek protes. Gelut ning Tekken tapi

Dan inilah dia si jali-jali....

3. Moddie Alvianto 

Kenapa? Karena dia juragan kos. Dan karena gaya tulisannya mengingatkan saya pada teman paling marmos semasa kuliah, namanya Ardi Wilda atau Awe. Membaca tulisan Moddie kita akan merenung dan memaknai kembali hal-hal di sekitar kita. Yang telah dibaca dengan baik oleh sang empunya blog.

Selain itu ia pun sudi menjelaskan makna di balik "kubikberjalan". Tabik.

Saran: Bersepeda menyenangkan loh, Mod.

2. Azzan Wafiq

Entah alasan apa yang membuatnya memilih nama "sayabukanmalingjemuran" bukan nama lain, katakanlah, "manusiaplanetnamec" atau "amakakeruryuunohirameki" atau apa lah. Tapi terserah dia lah. Tulisannya durjana, terutama yang berjudul "Kadal". Saya kalem dan suka es krim Vanilla makanya, tapi tulisan itu dapat membuat saya mengumpat. Dan menggebrak meja dengan gelas. Dan membuat kopinya yang masih mendidih tumpah. Dan saya kepanasan.

Durjana sekali bukan.

Saran: Adidas Laceless bagus dan The Cranberries juga bagus.

Dan pemenang pertama jatuh pada *jreng jreng jreng*





Karena dia admin dan percayalah kawan jadi admin itu melelahkan. Bayangkan dia harus begadang setiap hari. Padahal Bang Oma sudah berkata: 
Begadang jangan begadang kalau tiada artinya.
Begadang boleh saja hoooo...kalau ada perlunya 
Tapi dia bergeming, tak mengacuhkan saran Bang Oma, teguh pada pendiriannya. Maka dari itu lah saya memilihnya.

Dan karena LSM di situsnya bukan kepanjangan dari Lembaga Swadaya Masyarakat tapi Lee Sung Min, personil Super Junior kesukaannya. Dan karena jika dia menang maka kau hai Neli...ya kau Neli...kau harus mentraktir kami yakiniku di Shilla selama seminggu. hahahaha. hahahahaha


Mungkin ini reaksinya saat tahu niatan durjana ini, tapi demi keberlangsungan hidup saya harus menjadi Rossa. Tega.

Saran: Kamera Mirrorless Panasonic bagus gambarnya walau ga vivid.

Dan begitulah, tunai sudah janji bakti. 

Saya merasa harus berterimakasih pada panitia dan rekan-rekan BBKU ini. Yang sudah membangkitkan kembali rasa senang menulis saya. Salam OI dari saya.
Aitakatta aitakatta aitakatta aitakatta OI OI OI
ciao ciao bambina 

Cemilan Milo Hangat.
(mune no oku ni) BGM: Love in Portofino - Dalida 






No comments:

Post a Comment