“Beeep
beeep beeep” terdengar suara dari sebuah perangkat digital. Sesosok manusia
bertopeng melirik pergelangan tangannya. Perangkat yang berbentuk layaknya jam
tangan pintar tersebut mengeluarkan pesan hologram. “Tuan Marwoto memesan dua
kotak Paket A”. Sosok itu menekan sebuah
tombol dan bergegas menuju kendaraannya. Vroom vroom. Suara mesin menggelegar
memecah kesunyian di pagi hari. Melesat menembus hujan rintik yang melanda kota
di pagi itu.
Namanya BoyRot, ia adalah sosok pengantar roti dari XpecalliDociuS, Inc. BoyRot berperawakan sedang, mengenakan topeng berwarna cokelat muda, berjubah gelap dengan logo perusahaan di dadanya serta sayap dengan warna senada. BoyRot pada awalnya menjajakan roti perusahaannya secara berkeliling menggunakan motor andalannya MachMot. Motor ini bukan sembarang motor, Karena ida dalam kecepatan Mach. Namun MachMot belum performa maksimalnya. Mungkin karena kemacetan kota tempat tinggal BoyRot, yang konon terparah di dunia.
Namanya BoyRot, ia adalah sosok pengantar roti dari XpecalliDociuS, Inc. BoyRot berperawakan sedang, mengenakan topeng berwarna cokelat muda, berjubah gelap dengan logo perusahaan di dadanya serta sayap dengan warna senada. BoyRot pada awalnya menjajakan roti perusahaannya secara berkeliling menggunakan motor andalannya MachMot. Motor ini bukan sembarang motor, Karena ida dalam kecepatan Mach. Namun MachMot belum performa maksimalnya. Mungkin karena kemacetan kota tempat tinggal BoyRot, yang konon terparah di dunia.
Vroom
Vroom…BoyRot memacu
MachMot menembus pagi. Dalam waktu lima belas menit, dia sudah sampai di
kediaman Tuan Marwoto. “Sepi sekali,”
pikirnya. BoyRot memencet bel rumah yang tertutup pagar tinggi itu. Tak beberapa lama seorang wanita paruh baya membukakan pintu.
"Pesanan Aden?" tanyanya.
"Aden? Siapa itu? Yang aku tahu hanya Shaden" pikir BoyRot. Namun dia cepat tersadar jika Aden adalah sebutan untuk menyebut Tuan Marwoto bagi wanita di hadapannya ini.
"Betul bu. Ini pesanan untuk Tuan Marwoto", ia menyerahkan kotak karton berwarna hijau pupus pada wanita paruh baya tersebut.
"Baik, Mas" ujarnya.
BoyRot kemudian menuju motornya. Namun ia berhenti sejenak dan berbalik, "Oh ya bu sekalian sampaikan ke Tuan Marwoto 'jangan lupa rating dan review nya". "Baik, Mas" ujarnya sembari menutup pagar.
Rating dan review. Dua istilah ini menjadi akrab di lidah sosok bertopeng ini. Setahun yang lalu, BoyRot masih menjajakan rotinya secara tradisional. Berkeliling dari kampung satu ke kamppung yang lain, Setahun yang lalu, demi mengikuti perkembangan di masyarakat, XpecalliDocius, Inc memakai sistem pengantaran pesanan online dan membekali BoyRot dengan perangkat digital yang dapat memberikan notifikasi mengenai pemesanan terbaru serta berragam info lainnya. BoyRot juga harus siaga sepanjang waktu operasi perusahaan, karena pesanan dapat datang kapan saja.
No comments:
Post a Comment