Saturday 26 November 2016

Dilema

No matter what I do
All I think about is you


Hari ini saya menjalani hari dengan gelisah dan susah konsentrasi. Sesi terapi untuk cedera ligamen pun tidak saya jalankan dengan konsentrasi penuh. Semuanya karena satu hal: laga Chelsea melawan Tottenham Hotspur yang akan digelar dini hari nanti.

Spurs vs Chelsea. Jika Anda menanyakan siapa pihak yang akan saya dukung, jawabannya tentu mudah: Spurs. Namun di musim ini ada yang berbeda. Semuanya karena kehadiran sosok Antonio Conte di skuad The Blues.

Sosok Conte lah yang menghadirkan dilema bagi diri saya. Conte adalah salah satu pelatih favorit saya. Bagaimana tidak? Dia lah yang membawa Juventus, kesebelasan favorit saya yang lain, ke jalur scudetto di tahun 2011. Gelar pertama mereka sejak skandal calciopoli. Conte kemudian membawa Si Nyonya Tua merebut juara selama tiga tahun berturut turut, hingga di tahun 2014 ia memutuskan mundur dan menerima pinangan FIGC. Conte pula yang mampu memoles skuad Italia yang pas-pasan melaju hingga babak perempat final Euro 2016 lalu. Sosok yang jenius dan sangat berdedikasi akan pekerjaannya, Conte mempopulerkan skema tiga bek di Liga dan timnas Italia.



Namun ia kini menapaki babak baru dengan menangani Chelsea. Dan ini lah yang menjadi problem. Saya memiliki dendam kesumat pada klub ini. Pahitnya pertandingan di Stamford Bridge akhir musim lalu masih membekas di ingatan. Spurs kala itu bermain imbang 2-2, kehilangan harapan untuk memenangi Liga untuk pertama kali, dan kehilangan Mousa Dembele selama 6 pertandingan.

Tapi bagaimanapun saya tidak bisa menghilangkan sentimen saya pada Conte. Poch dan Conte memiliki hubungan baik dan saling respek satu sama lain, mungkin karena mereka sama sama mantan pemain atau mungkin karena ada hal lain. Conte memuji Poch sebagai pelatih jenius. Poch pun mendapuk Conte sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Pujian yang sangat pantas disematkan kepada dua pelatih ini. Di bawah Poch, Spurs kembali ke khittahnya sebagai klub yang memainkan sepakbola atraktif dan mencatat peningkatan yang signifikan. Sementara di bawah Conte dan skema 3-4-3 nya, The Blues sudah mencatat 6 kemenangan tanpa kebobolan satu gol pun.

Kini dua pelatih favorit saya harus bertarung. Bagi pihak netral tentunya ini akan menjadi laga yang menarik. Spurs adalah klub yang belum mengecap kekalahan di Liga Primer musim ini. Sementara Chelsea sedang mengalami fase yang hebat. Tapi bagi saya, ini merupakan laga yang menimbulkan dilema besar.

Di akhir hari, tentu saja saya ingin Spurs menang. Tapi apapun hasilnya, saya akan menerimanya dengan lapang dada.

Come on You, Spurs!

posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment