Sunday 20 November 2016

The Wizard(s) of White Hart Lane

Oh they're magic, you know...
Oh they're magic, you know...


Spurs akhirnya kembali ke jalan yang lurus. Kembali ke jalur kemenangan maksudnya. Ya, setelah dengan mengejutkan mengalahkan Manchester City, yang saat itu terlihat tidak mungkin terkalahkan, dengan skor 2-0 di akhir September, skuad asuhan Mauricio Pochettino ini sepertinya lupa caranya menang.

Serentetan hasil imbang di Liga dan kekalahan dari Leverkusen di Liga Champion jelas bukan sesuatu yang positif. Tottenham memang belum terkalahkan di Liga namun apa gunanya gelar tersebut tatkala rival mendulang kemenangan demi kemenangan. Spurs yang sempat menempel ketat City di akhir September kini harus rela menempati peringkat lima. Terpaut 4 poin dari Chelsea.


Maka laga melawan West Ham kemarin menjadi pertaruhan besar bagi skuad Mauricio Pochettino. Jika mereka terpeleset, imbang atau malah kalah, maka dipastikan mereka akan semakin tertinggal dalam persaingan perebutan gelar Liga Inggris. And boy, they did it. Setelah tertinggal dua kali lewat sundulan Michael Antonio dan penalti kontroversial Manuel Lanzini (yang diperoleh karena wasit goblog kontak Vincent Janssen dan Winston Reid), Tottenham tampil menggila dan memenangi laga dengan skor 3-2. Tottenham kembal ke jalur kemenangan melali jasa duo Harry Winks dan Harry Kane.

Oh they're magic, you know...
Oh they're magic, you know...

Harry Winks. Nama ini merupakan nama terbaru yang diorbitkan Mauricio Pochettino. Pemuda kelahiran Hemel Hampstead 20 tahun yang lalu ini merupakan produk asli akademi Spurs. Winks sudah masuk ke skuad senior sejak setahun lalu, dan beberapa kali diturunkan menjadi pemain pengganti menjelang akhir laga. Namanya sendiri mencuat saat dirinya bermain apik pertandingan pra musim melawan Inter Milan. Di laga yang berkesudahan 6-1 bagi Spurs ini Winks bermain apik. Ia mmenjelajahi setiap jengkal lapangan dan mampu berlari sepanjang pertandingan. Tipikal pemain yang cocok dengan sistem high pressing ala Pochettino. Permainan apiknya menenggelamkan nama seniornya yang bermain di posisi yang sama, Ryan Mason. Jangan salah, Mason beberapa kali memperlihatkan kecemerlangannya, namun ia sendiri sering dibekap cedera. Di akhir bursa transfer lalu, Mason akhirnya dilego ke Hull City.

Winks akhirnya mendapatkan debut pertamanya di pertandingan melawan West Ham kemarin. Diplot sebagai double pivot bersama Victor Wanyama dalam formasi 4-2-3-1, formasi andalan Spurs selama dua tahun terakhir. Tentu saja ini bukan tanpa resiko, Winks masih begitu muda dan ini merupakan laga krusial bagi Spurs. Jika ia melakukan kesalahan, bukan tidak mustahil akan berpengaruh bagi kariernya.


Namun Winks membayar kepercayaan Poch. Ia bermain sangat baik, disiplin dalam menjaga area pertahanan dan aktif membantu penyerangan. Seperti dilansir StatsZone, Winks adalah pemain terbaik ketiga dalam hal akurasi umpan dan serangan di zona sepertiga akhir lawan. Winks menjelajah setiap jengkal lapangan dan tanpa lelah berlari mengejar bola.





Dan di menit 51, Spurs menggempur pertahanan sisi kanan West Ham. Umpan silang Danny Rose diterima oleh Vincent Janssen yang meluncurkan tendangan voli ke arah Daniel Randolph. Bola mental. Winks menyeruak di antara pemain West Ham...

"It all went quiet
And I just know I had to tap it in..."

Harry Winks mencetak gol pertamanya di debut perdananya. Gol yang memecah kebuntuan Spurs, yang gagal mencetak gol dari skema permainan terbuka selama 7 pertandingan terakhir. Winks berlari kencang ke pinggir lapangan dan memeluk Poch. Gol yang krusial bagi Winks, Poch, dan Spurs. Tergambar dari emosi yang ditunjukkan Poch, yang terkenal tenang dan tidak sering menunjukkan emosi di pinggir lapangan.



Laga pun kembali dilanjutkan. Dan Spurs kembali tertinggal melalui penalti Lanzini. Poch meningkatkan intensitas permainan. Janssen ditarik dan digantikan Song Heung Min. Kane kembali diplot menjadi striker tunggal setelah sebelumnya bermain lebih ke belakang. Mousa Dembele, yang masih belum fit, digantikan oleh Dele Alli. Permainan Spurs semakin intens namun gawang Randolph belum bobol juga. Waktu yang tersisa tinggal satu menit dari waktu normal...

Son Heung Min berlari kencang ke jantung pertahanan West Ham. Pemain Korea Selatan ini mengirim umpan dari garis gawang dan diterima oleh Harry yang lain. Bola disontek ke arah gawang oleh Kane. Kedudukan berubah menjadi 2-2. Spurs menyamakan kedudukan di menit menit akhir.

Sudahkah sampai di sini? Ternyata tidak. Pertandingan memasuki injury time dan Son kembali berlari ke kotak penalti West Ham. Winston Reid menghadang dan menjegal kakinya. Son terjatuh dan Mike Dean menunjuk titik dua belas pas. White Hart Lane bergemuruh, Poch bangkit dari sisi lapangan, dan Slaven Bilic bermuka masam. Kane menaruh bola di titik putih, menghela nafas panjang, dan menyontek bola ke arah gawang.

3-2.

Spurs memenangi laga secara dramatis. White Hart Lane bergemuruh lebih kencang.



Harry Kane, yang juga produk asli akademi Spurs, menjadi pahlawan kemenangan yang membuat klub nya kembali ke jalur kemenangan. Kane sendiri adalah fenomena. Diorbitkan Tim Sherwood saat Roberto Soldado dan Emanuel Adebayor kehilangan magisnya, pemain kelahiran 1993 ini justru menjadi solusi kebuntuan skuad The Lilywhites. Di tangan Pochettino, karier Kane semakin mengkilap. Ia menjadi plihan utama dan satu satunya lini serang Spurs, menyingkirkan Soldado dan Adebayor yang akhirnya dilego klub. Pemain tipikal poacher sejatiKane adalah predator di kotak penalti. Di musim 2014-2015 Kane melesakkan 21 gol, penghargaan Pemain Muda Terbaik pun ia gondol di akhir musim. Musim 2015-2016 penampilanya semakin membaik, sempat kesulitan mencetak gol di beberapa pertandingan awal musim, Kane mengakhiri musim dengan catatan 25 gol. Raihan tersebut membuatnya meraih penghargaan Golden Boots, menjadikannya pemain Inggris pertama dalam 14 tahun yang meraih gelar tersebut. Gol-golnya pun membantu Spurs finis di posisi 3 klasemen musim lalu, posisi terbaik mereka sepanjang gelaran Liga Premier Inggris.

Kehadiran Kane tidak dipungkiri memiliki sumbangsih besar bagi permainan Spurs. Saat ia tidak bermain karena cedera ankle, keran gol Tottenham menjadi seret. Tentu kita tidak melupakan peran Song Heung Min yang bermain cemerlang sepanjang bulan September. Namun serentetan hasil imbang di bulan Oktober lalu menjadi bukti jika Kane adalah pemain salah satu pemain yang paling signifikan di tim ini.

Harry Kane sudah menjadi favorit Yid's, sebutan pendukung Spurs, di dua musim terakhir. Dan kini fans patut menambah satu Harry lain dalam daftar favorit mereka, Harry Winks. Winks dan Kane, layaknya Harry Potter, adalah duo magis skuad Spurs di pertandingan semalam. Winks bermain cemerlang dalam debutnya, hingga didapuk sebagai Man of The Match, dan Kane merupakan pahlawan kemenangan Spurs.



Jika Spurs mengalami musim yang hebat, maka jangan lupakan peran duo Harry di pertandingan ini.



Oh, they're magic, you know...
Oh, they're magic, you know...

BGM: Eki - Takeuchi Mariya    
Cemilan: Susu Bearbrand

posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment